Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing
Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga saat ini, media sosial masih diramaikan oleh kisah Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khaled bin Talal yang mengalami koma selama lebih dari 18 tahun akibat kecelakaan mobil.
Diketahui Pangeran Al-Waleed dinyatakan mengalami pendarahan otak dan mengalami koma setelah kecelakaan mobil pada 2005 lalu. Selama koma, Al-Waleed dilaporkan sempat dua kali menggerakkan bagian tubuh, yakni pada 2019 dan 2021.Fenomena yang menimpa Pangeran Arab dengan julukan "Sleeping prince" itu pun menjadi tanda tanya bagi publik. Sebenarnya, apa itu koma dan mengapa bisa terjadi selama bertahun-tahun?Melansir dari laman resmi Mayo Clinic, koma adalah kondisi saat seseorang mengalami kehilangan kesadaran yang berkepanjangan dan tergolong sebagai keadaan darurat medis. Pasien yang mengalami koma wajib mendapat tindakan medis untuk "menjaga" kehidupan dan fungsi otak.Ada sejumlah penyebab terjadinya koma, seperti cedera kepala traumatis, stroke, tumor otak, diabetes, kekurangan oksigen, infeksi, hingga keracunan obat atau alkohol. Namun, umumnya dokter melakukan serangkaian tes darah dan pemindaian otak untuk mengetahui penyebab koma secara pasti.Selama mengalami koma, otak hanya akan mampu melakukan aktivitas yang cukup minim. Akibatnya, pasien koma tidak dapat sadarkan diri atau menunjukkan tanda-tanda kesadaran meskipun masih dinyatakan hidup.Dalam beberapa kasus, pasien yang mengalami koma dapat terbangun secara bertahap, biasanya setelah beberapa minggu. Namun, ada juga beberapa pasien yang tetap koma selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun, tetapi masih dalam kondisi hidup dengan suplementasi nutrisi serta bantuan pernapasan dan fungsi jantung.Melansir dari Healthline, ada beberapa tingkatan kondisi yang dialami oleh pasien koma, yakni keadaan vegetatif yang persisten, keadaan sadar minimal, hingga kematian otak. Berikut perinciannya.1. Keadaan vegetatif yang persisten.
Ketika berada dalam kondisi vegetatif yang persisten, pasien tidak dapat menyadari lingkungan sekitarnya dan tidak dapat bergerak dengan sendiri. Terkadang, kondisi ini dapat berlangsung tanpa batas waktu. Jika terjadi, kondisi ini disebut kondisi vegetatif permanen.
2. Keadaan sadar minimal
Keadaan kesadaran ini seringkali terjadi ketika seorang pasien keluar dari keadaan vegetatif. Biasanya, mereka menunjukkan tanda-tanda kesadaran yang terbatas dan mampu merespons rangsangan atau permintaan, seperti "pegang tanganku,".Namun dalam waktu yang bersamaan, pasien akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesadaran dalam jangka waktu yang lama.3. Kematian otak
Kondisi ini berbeda dengan koma dan tidak dapat disembuhkan. Definisi kematian otak mencakup kriteria tertentu, salah satunya adalah kurangnya refleks tertentu. Beberapa dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah batang otak dan otak besar pasien masih berfungsi.
Saksikan video di bawah ini:
Kronologi Koma 18 Tahun
Semuanya berawal dari kejadiaan naas yang menimpa Al-Waleed pada tahun 2005 silam. Dia mengalami kecelakaan mobil saat sedang menjalani pendidikan di London, Inggris. Kecelakaan itu menyebabkan cedera parah dan pendarahan di otak.
Sejak itu, Al-Waleed tak pernah sadarkan diri. Ini artinya sudah 18 tahun sang pangeran mengalami koma. Dengan kondisinya saat ini, ia pun mendapatkan julukan 'Pangeran Tidur.'
Selama ini Al-Waleed hidup dengan bantuan alat medis. Setelah mengalami koma hampir dua dekade, Pangeran Al-Waleed terhitung sudah dua kali menggerakkan bagian tubuhnya, yakni pada 2019 dan 2020.
Pada 2019, Putri Nora binti Talal, saudara perempuan ayah Al-Waleed sempat membagikan sebuah video yang menampilkan Al-Waleed menggerakkan kepalanya ke sisi kiri dan sisi kanan.
Kemudian, pada 2020, 'Pangeran Tidur' terlihat menggerakkan jarinya saat seorang wanita menyapanya dalam sebuah klip video.
'Hai, Didi halo, halo coba saya lihat, hai,' katanya saat sang pangeran menggoyangkan jarinya sebagai jawaban.
"Anakku tercinta Khalid bin Talal Al Walid, segala puji bagi Allah, yang menghidupkan siapa yang Dia kehendaki dengan perintah-Nya. Segala puji bagi Allah, yang memulihkan kesehatan Anda, jadi jangan putus asa dengan kekuasaan Allah," tulisnya di Twitter.
Saksikan video di bawah ini:
Kabar Terkini Sleeping Prince Arab
Pada 19 Oktober 2020, bibi Pangeran Al-Waleed, Putri Noura binti Talal, membagikan sebuah video di akun media sosial X miliknya. Pada video tersebut, Pangeran Al-Waleed terlihat menggerakkan jemarinya.
"Putra tersayang Khaled bin Talal Al-Waleed, segala puji bagi Allah yang memberikan kehidupan kepada siapa yang Dia kehendaki dengan perintah-Nya. Segala puji bagi Allah yang telah memulihkan kesehatanmu, maka janganlah berputus asa dengan kekuasaan Allah," tulis Putri Noura di akun X miliknya, seperti dilansir The National News.
Sebelumnya, video yang memperlihatkan bahwa Pangeran Al-Waleed menggerakkan jemarinya juga dibagikan bibi Pangeran Al-Waleed yang lain, Putri Rima binti Talal, pada 26 Mei 2019. Di video lain, Pangeran Al-Waleed terlihat menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan.
Meski menunjukkan pergerakan pada 2019 dan 2020, pihak keluarga mengonfirmasi bahwa belum ada perkembangan signifikan pada kesehatan Pangeran Al-Waleed.
Setelah absen dari membagikan foto ataupun video sang keponakan selama beberapa tahun terakhir, Putri Rima membagikan foto Pangeran Al-Waleed di akun X miliknya pada 20 April 2024. Unggahan tersebut pun dipenuhi oleh komentar yang mendoakan kesembuhan sang Pangeran.
Pangeran Al-Waleed yang dikenal dunia sebagai "Sleeping Prince" telah koma 19 tahun lamanya. Apa tragedi yang menjadi penyebabnya?
Pangeran yang memiliki nama lengkap Al-Waleed bin Khaled Al-Saud itu merupakan anak dari Pangeran Khaled bin Talal, seorang konglomerat Arab Saudi. Hingga kini, kesadarannya masih dinantikan oleh sang ayah dan pihak keluarga.
Sosok Al-Waleed bin Khaled Al-Saud terus menjadi sorotan setelah koma selama 18 tahun.
Keponakan dari konglomerat Arab Saudi itu, mengalami koma setelah mengalami kecelakaan mobil kala menempuh studi di Perguruan Militer di London.
Kecelakaan mobil tersebut membuat Al-Waleed bin Khaled Al-Saud mengalami cedera parah hingga pendarahan di otak.
Sejak kecelakaan itu, Al-Waleed bin Khaled Al-Saud tak pernah sadarkan diri karena mengalami koma.
Hal itu membuat Al-Waleed bin Khaled Al-Saud dijuluki sebagai 'Pangeran Tidur' dari Arab.
Untuk membantunya tetap hidup, sang ayah meminta rumah sakit memasangkan bantuan alat medis.
Pihak keluarga bahkan menolak mencabut ventilator yang menjadi penyangga hidup Al-Waleed bin Khaled Al-Saud selama 18 tahun.
Mereka juga berharap kesembuhan Al-Waleed bin Khaled Al-Saud seperti sedia kala.
"Kalau Tuhan memang ingin dia mati, dia pasti sudah berada di dalam makamnya saat ini," kata sang ayah, dikutip dari The National News.
Pangeran yang telah koma 15 tahun (Tangkapan layar, media sosial)/ Foto: Pangeran yang telah koma 15 tahun (Tangkapan layar, media sosial)
Sementara itu, Al-Waleed bin Khaled Al-Saud sempat memberikan harapan kesembuhan bagi keluarganya dengan menggerakkan tubuhnya selama dua kali yakni pada 2019 dan 2020.
Momen tersebut sempat dibagikan oleh pihak keluarga di media sosial. Hingga saat ini, Al-Waleed bin Khaled Al-Saud masih terbaring koma.
Tonton juga video berikut:
Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia dihebohkan oleh seorang pria Arab yang telah koma selama 18 tahun. Ia pun mendapat julukan sleeping prince alias pangeran tidur.
Tak banyak informasi terkait Al-Waleed bin Khaled Al-Saud, sang pangeran tidur. Yang pasti, hingga saat ini belum ada tanda bahwa sang pangeran telah sadar.
Sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal menolak untuk mencabut ventilator yang selama ini menjadi penyangga hidup Al-Waleed. Pihak keluarga sendiri masih berharap atas kesembuhan sang pangeran.
Ayahnya mengaku sering ditanya mengapa dia tidak melepaskan saja alat-alat yang menempel di badan Al-Waleed.
"Jika Tuhan ingin dia mati, dia sudah berada di kuburnya sekarang," kata Pangeran Khaled, dikutip dari The National News.
Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing
Masa koma yang dialami oleh Pangeran Al-Waleed bin Khalid bin Talal Al Saud telah menjadi salah satu cerita yang penuh dengan momen harapan, di tengah ketidakpastian yang panjang. Selama lebih dari 19 tahun, pangeran tersebut tetap dalam keadaan koma, namun beberapa tanda-tanda positif telah memberikan secercah harapan bagi keluarganya dan para pengikutnya.
Salah satu momen yang paling menyentuh terjadi pada Oktober 2020, ketika sebuah video yang dibagikan oleh Putri Nora binti Talal, saudara perempuan ayah Pangeran Al-Waleed, menunjukkan pergerakan jari-jari pangeran. Momen ini terjadi setelah Putri Nora berbicara langsung kepadanya, memberikan harapan baru bagi keluarga. Pergerakan kecil tersebut, meskipun tampak sederhana, membawa makna yang mendalam karena menunjukkan adanya kemungkinan reaksi dari Pangeran Al-Waleed setelah bertahun-tahun tanpa tanda-tanda signifikan.
Sebelumnya, pada tahun 2019, Pangeran Al-Waleed juga sempat menggerakkan kepalanya dari kiri ke kanan. Perkembangan ini menandakan bahwa ia mungkin merespons terhadap stimulasi eksternal, sebuah tanda positif dalam proses pemulihannya.
Momen ini menjadi salah satu titik terang di tengah perjalanan yang sangat sulit, memberikan dorongan semangat bagi keluarga dan orang-orang yang berharap akan keajaiban. Meski demikian, pergerakan tersebut belum cukup untuk menyimpulkan bahwa pemulihan yang signifikan akan segera terjadi.
Putri Rima binti Talal yang secara rutin membagikan informasi tentang kondisi Pangeran Al-Waleed melalui video, menunjukkan bagaimana keluarga terus menjaga harapan. Pada tahun 2021, sebuah video memperlihatkan Pangeran Al-Waleed masih terbaring di tempat tidur dengan peralatan medis di sekitarnya, diselimuti oleh bendera hijau Arab Saudi yang bertuliskan "Negeri kami ada di hati kami."
Simbol ini menggambarkan bagaimana, bahkan dalam kondisi koma, pangeran tersebut tetap menjadi simbol harapan bagi keluarga dan negaranya. Selain momen-momen fisik, ada juga kejadian menarik yang terkait dengan respons Pangeran Al-Waleed terhadap bacaan religius. Tekanan darahnya diketahui meningkat ketika seorang syekh membacakan ayat-ayat Al-Qur'an di hadapannya, menunjukkan bahwa meskipun ia tidak sepenuhnya sadar, ada kemungkinan reaksi dari dalam.
- Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Nayef, telah diganti. Dekrit Kerajaan Saudi menyatakan, Mohammed bin Salman, yang merupakan putra Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, kini diangkat sebagai Putra Mahkota yang baru.
Pengumuman mengejutkan ini disampaikan oleh
(SPA) sebagai kantor berita resmi Saudi dan kemudian disiarkan via televisi nasional Saudi. Demikian seperti dilansir
Pangeran Mohammed bin Salman, yang sebelumnya menempati posisi Wakil Putra Mahkota, akan menggantikan Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota Kerajaan Saudi. Mohammed bin Nayef yang berusia 58 tahun, merupakan keponakan Raja Salman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini berarti, Mohammed bin Salman akan menjadi Raja Saudi selanjutnya, jika Raja Salman tidak mampu lagi memerintah.
Menurut laporan SPA, Pangeran Mohammed bin Salman terpilih sebagai Putra Mahkota yang baru dengan memperoleh suara mayoritas dalam Komisi Suksesi Saudi. Dari 43 anggota Komisi Suksesi Saudi, sebanyak 31 anggota menyetujui Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota Saudi yang baru.
Dekrit yang dikeluarkan oleh Raja Salman itu juga menyatakan penunjukan Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif sebagai Menteri Dalam Negeri Saudi. Posisi itu sebelumnya dipegang oleh Mohammed bin Nayef.
Tidak diketahui pasti alasan penggantian Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota Saudi.
Pangeran Mohammed bin Salman merupakan anak Raja Salman dari istri ketiganya. Dia dikenal sebagai salah satu sosok berpengaruh di Saudi. Pangeran Saudi yang masih berusia 31 tahun ini, juga menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) Saudi. Dia mencetak sejarah sebagai Menhan termuda di dunia. Pangeran Mohammed juga merupakan sosok yang mencetuskan rencana reformasi ekonomi Saudi.
Sleeping Prince Arab Saudi Alami Kecelakaan pada 2005
Koma yang menimpa Pangeran Al-Waleed hampir dua dekade ini bermula dari tragedi di jalan pada 2005 lalu. Dilansir dari Albawaba, Selasa (11/6/2024), Pangeran Al-Waleed yang saat itu bersama temannya mengalami kecelakaan mobil dahsyat. Waktu itu, Pangeran Al-Waleed tengah bersekolah militer di London.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah Pangeran Al-Waleed dalam sebuah talkshow Saudi Al-Ma'azzeb pada 2017 menceritakan kronologi kecelakaan yang dialami putranya. Pada hari kecelakaan, Pangeran Khaled memiliki firasat akan terjadi sesuatu yang tidak beres. Ia sempat melarang putranya keluar pada malam itu, tetapi Pangeran Al-Waleed berhasil menyakinkannya dan dia tetap pergi bersama kedua temannya.
Ketika kecelakaan terjadi, Pangeran Khaled tengah makan malam bersama seorang diplomat Saudi, Abdullah bin Yahya Al-Muallami.
Sempat Sadar usai Kecelakaan
Sesaat setelah kecelakaan, Pangeran Al-Waleed yang terlempar dari dalam mobil bersama kedua temannya sempat sadar dan bertanya, "Bagaimana kondisi teman-temanku?"
Setelah itu, ia mengalami koma yang sangat lama karena pendarahan otak. Kedua temannya baik-baik saja pascakecelakaan tersebut.
Pangeran Al-Waleed sempat divonis akan meninggal dan tubuhnya akan membusuk dalam waktu 72 jam hingga seminggu setelah menjalani operasi pascakecelakaan. Dokter pun mengatakan upaya penyelamatan tidak akan berhasil.
Setelah sempat ragu apakah harus tetap mempertahankan atau membiarkan putranya pergi, Pangeran Khaled bertanya pada dirinya sendiri, "Jika Tuhan ingin dia mati, Dia akan melakukannya tanpa bantuan saya atau dokter. Dan ini telah mengguncang saya."
Setelah 18 bulan pertama menjalani perawatan, Pangeran Al-Waleed mulai bernapas sendiri selama 3 bulan tanpa bantuan alat medis. Ia sempat bereaksi ketika disentuh dan diajak bicara, tetapi hanya pada orang-orang tertentu, seperti beberapa dokter, perawat, dan anggota keluarga.
Pihak keluarga Pangeran Al-Waleed pun tidak patah semangat menanti kesembuhannya. Dilansir dari El-Mundo, setelah lebih dari sepuluh tahun menjalani perawatan di Rumah Sakit Riyadh, Pangeran Al-Waleed dipindahkan untuk menjalani perawatan intensif di kediaman keluarga pada 2016.
Dilansir dari Aljazeera, pada 2017 Pangeran Khaled mengumumkan kedatangan empat dokter, tiga dari Amerika Serikat dan satu dari Spanyol, yang mempertimbangkan untuk melakukan operasi agar pendarahan otak Pangeran Al-Waleed dapat berhenti. Akan tetapi, Pangeran Al-Waleed belum juga bangun dari "tidur"-nya.
Beberapa pergerakan tidak biasa dari Pangeran Al-Waleed pun sempat dibagikan oleh anggota keluarga, salah satunya Putri Rima binti Talal yang merupakan bibi sang Pangeran. Dalam sebuah video yang ia bagikan di akun X miliknya pada 26 Mei 2019, Pangeran Al-Waleed terlihat menggerakkan jemarinya. Di video lain, Pangeran Al-Waleed terlihat menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan.
Video serupa dibagikan bibi Pangeran Al-Waleed lainnya, Putri Noura binti Talal, satu tahun kemudian. Kendati demikian, pihak keluarga mengonfirmasi bahwa belum ada perkembangan signifikan pada kesehatan Pangeran Al-Waleed.
Terkait dengan kabar terkini, Pangeran Al-Waleed terlihat dalam foto yang dibagikan Putri Rima di akun X miliknya pada 20 April 2024. Unggahan tersebut pun dipenuhi oleh komentar yang mendoakan kesembuhan sang Pangeran.
Masa koma Al-Waleed bin Khalid bin Talal Al Saud penuh dengan momen-momen penuh harapan di tengah ketidakpastian. Selama masa koma yang telah berlangsung lebih dari 18 tahun, ada beberapa tanda-tanda menggembirakan yang menunjukkan potensi pemulihan meskipun perjalanannya masih panjang.
Pada Oktober 2020, sebuah video yang dibagikan oleh Putri Nora binti Talal, saudara perempuan ayah Pangeran Al-Waleed, menunjukkan momen emosional ketika Pangeran Al-Waleed menggerakkan jari-jarinya. Pergerakan ini terjadi setelah Putri Nora berbicara kepadanya, memberikan secercah harapan bagi keluarga dan pengikutnya.
Sebelumnya, pada tahun 2019, Pangeran Al-Waleed juga sempat menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan, sebuah perkembangan positif yang menandakan adanya respons terhadap stimulasi eksternal. Momen-momen ini menjadi titik terang di tengah perjalanan panjang dan sulitnya pemulihan.
Putri Rima binti Talal, sering membagikan momen-momen dalam perawatan Pangeran Al-Waleed melalui video. Dalam video yang diunggah pada 2021, Pangeran Al-Waleed terlihat masih terbaring di atas kasur, dikelilingi oleh peralatan medis, dan diselimuti oleh bendera hijau Arab Saudi yang bertuliskan "Negeri kami ada di hati kami". Ini menunjukkan bahwa meskipun dalam keadaan koma, dia tetap menjadi pusat perhatian dan kasih sayang keluarganya.
Selama masa koma, ada fenomena menarik yang terjadi. Misalnya, tekanan darah Pangeran Al-Waleed diketahui meningkat ketika seorang syekh tertentu membacakan Al-Qur'an untuknya, menunjukkan kemungkinan adanya respons terhadap bacaan religius.
Meskipun Pangeran Al-Waleed telah menunjukkan beberapa tanda-tanda pergerakan dan reaksi terhadap stimulasi, perjalanan pemulihannya masih penuh ketidakpastian. Setiap kemajuan, sekecil apa pun, tetap menjadi sumber harapan bagi keluarga dan banyak orang yang mengikutinya.
Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini viral video yang memperlihatkan Ida Dayak mengobati Pangeran Arab yang koma selama 18 tahun.
Video itu kemudian dinyatakan sebagai hoaks. Narasi dari video itu menyebut Raja Salman meminta bantuan Presiden Joko Widodo untuk mengirim Ida Dayak.
Namun, sebenarnya bagaimana kisah sang Pangeran Arab yang koma tersebut?
Bak Dongeng Putri Tidur, Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khaled bin Talal mengalami koma selama lebih dari 17 tahun sejak mengalami kecelakaan mobil tahun 2005 silam.
Al-Waleed merupakan keponakan dari Al-waleed bin Talal, yang merupakan salah satu konglomerat Arab. Dengan kondisinya saat ini, ia mendapatkan julukan 'Pangeran Tidur'.
Kecelakaan yang dialami Al-Waleed dialami saat ia sedang menempuh studi di perguruan militer di London. Saat itu, ia disebutkan mengalami cedera dan mengalami pendarahan otak parah hingga tak sadarkan diri hingga saat ini.
Sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal telah melakukan berbagai upaya untuk kesembuhan Al-Waleed. Pihak keluarga bahkan telah mendatangkan tiga dokter dari Amerika Serikat (AS). dan seorang dokter asal Spanyol untuk mengatasi pendarahannya.
"Jika Tuhan ingin dia mati, dia akan berada di kuburnya sekarang," kata Pangeran Khaled, seperti dikutip Minggu (22/10/2022).
Selama ini, pihak keluarga pun acap kali membagikan momen Al-Waleed. Selama mengalami koma, ia pernah dua kali menggerakkan bagian tubuhnya, yakni selama periode 2019 dan 2020.
Pada 2019, Putri Nora binti Talal, saudara perempuan Ayahnya sempat membagikan sebuah video yang menampilkan Al-Waleed menggerakkan kepalanya ke sisi kiri dan sisi kanan.
Kemudian pada Oktober 2020 lalu, ia juga memberikan sebuah video yang memperlihatkan sang pangeran menggerakkan jemarinya. Namun sampai saat ini, Al-Waleed belum sepenuhnya sadarkan diri.
Selama ini, Al-Waleed hidup dengan bantuan alat medis. Sang Ayah bahkan menolak untuk mencabut ventilator yang selama ini menjadi penyangga hidup Al-Waleed. Pihak keluarga sendiri masih berharap atas kesembuhan sang pangeran.
Saksikan video di bawah ini:
Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing
Pada 2005, Arab Saudi dihebohkan dengan kecelakaan yang menimpa Pangeran Al-Waleed. Kini, ia mendapat julukan "Sleeping Prince" setelah "tertidur" atau mengalami koma 19 tahun lamanya.
Pangeran Al-Waleed yang memiliki nama lengkap Al-Waleed bin Khaled Al-Saud merupakan anak dari Khaled bin Talal, seorang pangeran dan konglomerat Arab Saudi. Ia jatuh koma setelah mengalami kecelakaan mobil.
Kronologi Sleeping Prince Arab Koma 19 Tahun
Dilansir dari Albawaba, Senin (10/6/2024), Pangeran Al-Waleed mengalami kecelakaan mobil yang dahsyat di London pada 2005. Waktu itu, Pangeran Al-Waleed tengah menjalani sekolah militer. Pangeran Al-Waleed menderita pendarahan otak dan jatuh koma setelah kecelakaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah talkshow Saudi Al-Ma'azzeb pada 2017, sang ayah menceritakan kronologi kecelakaan putranya itu hingga ia koma belasan tahun. Pada hari terjadinya kecelakaan, Khaled bin Talal berfirasat akan terjadi sesuatu yang tak beres. Ia sempat melarang putranya keluar malam itu, tapi Al-Waleed berhasil meyakinkan Khaled bin Talal dan tetap pergi bersama kedua temannya.
Saat terjadi kecelakaan, Khaled bin Talal saat itu sedang makan malam bersama diplomat Saudi bernama Abdullah bin Yahya Al-Muallami.
Setelah kecelakaan, Al-Waleed sempat terbangun dan menanyakan kondisi kedua teman-temannya. Setelah itu, ia mengalami koma yang lama. Sementara kondisi teman-temannya baik-baik saja setelah terlibat kecelakaan.
Al-Waleed menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sang ayah menemaninya selama 2 tahun dan 4 tahun berikutnya. Sementara ibunya tinggal bersamanya selama 2,5 tahun. Selama periode itu, mereka tidak bisa pulang tanpa putra mereka.
Ahli bedah Amerika dan Saudi mengatakan pangeran akan meninggal dan tubuhnya akan membusuk dalam waktu 72 jam hingga seminggu setelah menjalani operasi pascakecelakaan. Dokter pun mengatakan upaya penyelamatan tidak akan berhasil.
Khaled bin Talal sempat ragu apa yang harus ia lakukan. Apakah membiarkan putranya tetap menggunakan peralatan medis atau membiarkannya pergi. Ia lantas bertanya pada dirinya sendiri, "Jika Tuhan ingin dia mati, dia akan melakukannya tanpa bantuan saya atau dokter. Dan ini telah mengguncang saya."
Selama 18 bulan pertama, pangeran tak menunjukkan gerakan apa pun. Hanya gerakan tak sadar dari sumsum tulang dan sumsum tulang belakang.
Dalam masa koma itu, ada hal-hal aneh yang menimpa Al-Waleed. Salah satunya jika seorang syekh tertentu membacakan Al-Qur'an untuknya, tekanan darahnya akan meningkat.
Setelah 18 bulan pertama, pangeran mulai bernapas sendiri selama 3 bulan tanpa bantuan alat medis. Ia sempat bereaksi ketika disentuh dan diajak bicara, tapi hanya pada orang-orang tertentu, seperti beberapa dokter, perawat, dan anggota keluarga.